Warsianto dan Rokok Mild

Warsianto dan Rokok Mild

Rokok mild yang beredar di pasaran rokok Indonesia merupakan salah satu pendobrak rokok LTLN (Low Tar Low Nicotine) yang hingga saat ini banyak disukai oleh perokok muda. Keberadaan rokok mild merupakan sebuah riset panjang tentang selera masa depan penikmat rokok yang paling berhasil dari pabrikan rokok. 

Kreator Mild Dari Semarang

Kreator rokok mild itu bernama Muhammad Warsianto. Lelaki  kelahiran Semarang, 18 Oktober 1955, ini pernah kuliah di Jurusan Teknologi dan Mekanisme Pertanian di IPB (1975-1979.

Warsianto merupakan otak lahirnya beberapa rokok mild di Indonesia sepeti A Mild, Star Mild, dan Class Mild.

Usai lulus dari IPB, Warsianto mengikuti management trainee BAT (British American Tobacco) di Bali untuk bercocok tanam tembakau. Tugasnya membina petani tembakau di sana. Selain itu, ia juga bertugas sebagai Buying Officer. 

Keahliannya meracik tembakau diperoleh Warsianto saat ditugaskan sebagai tobacco blender. 

Dua tahun kemudian ia dipindahkan ke Jakarta sebagai Product Depelopment Manager yg bertugas mengawasi proses peracikan juga pengembangan produk secara luas.

Direkrut Putra Sampoerna

Pada tahun 1988, Putera Sampoerna baru saja kembali dari Amerika dan membutuhkan orang yang berpengalaman dibidang peracikan dan pengembangan produk tembakau. Bertepatan dengan itu pula kontrak kerja Warsianto dengan BAT mulai habis. 

Setelah berkarir di BAT selama 9 tahun, Warsianto kemudian hengkang ke Sampoerna. Ia menjabat sebagai Head of New Product Development di PT HM Sampoerna. Usianya saat itu masih 33 tahun. Dari tangannya inilah kemudian lahir rokok kretek LTLN A Mild yang kemudian menguasai pasar rokok rendah tar dan nikotin. 

Beberapa tahun kemudian ia berpindah lagi ke perusahaan rokok Nojorono kemudian melahirkan Clas Mild. Dan beberapa tahun yang lalu, Warsianto juga melahirkan produk baru dari Wismilak bernama Diplomat Evo. 

Nama Warsianto dikenal dikalangan pengusaha-pengusaha rokok. Karena Warsianto merupakan kreator rokok mild yang lahir dari  beberapa perusahaan rokok kenamaan. Seperti, PT BAT, PT Bentoel, PT HM Sampoerna, PT Nojorono, dan PT Wismilak Inti Makmur.

Beberapa jenis rokok mild karyanya hingga kini masih laku dipasaran, di antaranya Sampoerna Mild, Star Mild, Class Mild, dan Diplomat Evo.

Jadi, jika sampai saat ini rokokmu adalah rokok mild diantara merek-merek rokok yang Roki sebutkan di atas tadi, itu adalah hasil kreasi dari Muhammad Warsianto dari Semarang.

Tetap semangat. 

Salam sebat.

Gambar Seram Di Bungkus Rokok Bikin Takut?

Gambar Seram Di Bungkus Rokok Bikin Takut?

Perokok adalah orang yang paling kuat mentalnya menghadapi tekanan psikis dari rezim antirokok. Karena setiap bungkus rokok yang dibeli untuk dikonsumsi selalu ditakut-takuti dengan gambar seram yang ada di bungkus rokoknya. Tujuan gambar seram itu menyerang psikis perokok agar takut. Sehingga tujuan besar rezim antirokok mengurangi jumpal perokok berhasil. Tapi benarkah berhasil? Atau ini hanya akal-akalan rezim antirokok saja yang ingin selalu mendapatkan proyek kampanye antirokok dari lembaga donor asing?

Membeli Rokok, Sedekah Buat Negara

Padahal, perokok membeli rokok tentu menjadi penyumbang bagi pemasukan negara melalui cukai yang setiap tahun besarannya sangat menggiurkan. Tahun kemarin saja pemasukan dari duit cukai sebesar 200 triliun masuk ke kantong negara. 

Namun, walaupun menjadi salah satu penyumbang keuangan negara, perokok ternyata masih juga ditekan dan diserang psikisnya dalam membeli rokok yang jelas-jelas menguntungkan negara. Gambar seram yang dipajang di bungkus rokok memang bertujuan menakut-nakuti perokok karena tujuannya untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Namun, apakah dengan keberadaan gambar seram itu perokok jadi takut?

Gambar seram yang dipajang di bungkus rokok itu berupa gambar orang yang yang seolah-olah seorang perokok yang sedang terkena penyakit dari kebiasaaan merokok. Terlihat mengerikan. Ada yang tenggorokannya bolong. Ada juga yang paru-parunya bolong. Kesannya memang menakutkan. Tapi sebenarnya, pemerintah hanya sekadar menakut-nakuti saja agar terkesan peduli dengan kesehatan masyarakat. 

Karena jika serius ingin menurunkan jumlah perokok, kenapa pemerintah tidak menutup saja keberadaan pabrik rokok? Bukan hanya menakut-nakuti perokok namun uang cukainya masih dibutuhkan oleh pemerintah. Jika demikian pemerintah berkesan munafik! 

Lalu apakah dengan gambar seram di bungkus rokok itu membuat perokok lantas ketakutan dan menghentikan aktivitasnya merokok?

Ternyata tidak. Karena pemasukan cukai dari perokok justru ditingkatkan lagi oleh pemerintah karena pemerintah menganggap bahwa perokok masih banyak dan ini kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan pemasukan dari cukai. Lalu secara beruntun pemerintah akhir tahun lalu mengumumkan kenaikan cukai dua secara bertutur-turut 2023-2024 dengan kenaikan rata-rata 10%.

Selain gambar seram, rezim antirokok juga menakut-nakuti perokok dengan slogan yang mengandung unsur religius. Tujuannya tentu saja untuk menakut-nakuti perokok. Dikatakan dalam kampanye dan slogan antirokok itu bahwa merokok mengandung unsur menjatuhkan diri sendiri ke dalam jurang kebinasaan. Selain itu juga, merokok merupakan aktivitas bunuh diri secara perlahan. Aktivitas merokok bagi rezim antirokok dianggap bertentangan dengan agama.

Tapi apakah kemudian perokok menjadi takut?

Penggunakan unsur menyeramkan melalui gambar dan unsur religius agar perokok berkurang jumlahnya ternyata juga tidak mempan bagi perokok. Perokok masih tetap saja dengan nyaman merokok. Karena perokok kini tahu, bahwa apa yang dilakukan oleh rezim kesehatan tak lain dan tak bukan merupakan ada agenda asing yang ingin melenyapkan keberadaan rokok di Indonesia. 

Karena jika memang ingin melenyapkan rokok secera serius, pemerintah seharusnya tinggal menutup saja pabrik rokok di Indonesia. Bukan malah menakut-nakuti perokok dengan gambar seram. Karena bagi perokok, gambar seram yang dipajang di bungkus rokok merupakan bagian dari seni. Gambar seram adalah seni.

Jadi, gambar seram di bungkus rokok bikin takut perokok?

Tentu tidak. karena perokok ingin selelu bersedekah bagi negara. Makanya selalu membeli rokok. Baik eceran maupun bungkusan. Karena perokok tahu, bahwa dalam tiap batang rokok yang diisap ada sedekah yang diberikan buat negara. Jadi di negeri ini merokok itu sedekah bagi negara. Titik.

Koleksi Bungkus Rokok

Mengumpulkan Bungkus Rokok Untuk Koleksi

Tidak sedikit perokok saat batangan terakhirnya habis diisap bungkusnya tidak langsung dibuang melainkan disimpan. Koleksi bungkus rokok bekas ini bukan untuk mendapatkan keuntungan. Melainkan hanya untuk kesenangan saja. Mungkin karena bungkus rokoknya bagus. Atau mungkin juga karena hanya sekadar dikoleksi dan ditaruh di lobang angin dan di atas lemari kamar. 

Memang tidak semua perokok suka mengumpulkan bungkus rokoknya. Karena lebih banyak juga perokok, ketika rokoknya habis bungkusnya langsung dibuang. Roki termasuk orang yang suka mengumpulkan bungkus rokok bekas itu. Ada rasa sayang saja karena dari pada dibuang lebih baik dikumpulkan dan disimpan dalam kardus. Untuk kenangan.

Selain disimpan di dalam kardus dan dilobang angin, bungkus rokok bekas itu biasanya juga Roki letakkan disembarang tempat di kamar. Ada yang di taruh dekat televisi ada juga yang ditaruh di lobang angin kamar mandi, bahkan ada yang dibiarkan tergeletak di meja. 

Bagi perokok yang senang mengumpulkan bungkus rokok seperti Roki, desain bungkus rokok itu terlihat indah aja sih, Lur. Terutama warnanya. Roki rokoknya Djarum Coklat Extra, kadang juga berganti dengan Djarum 76 Madu Hitam. Melihat warna bungkus rokok itu saja sudah membuat hati senang. Padahal tidak ada keuntungannya karena tidak laku dijual.

Bungkus rokok itu unik. Mulai dari desainnya juga kertas grenjengnya. Warna rokok Djarum Coklat Extra itu adem. Coklat tapi elegan. Terutama perpaduan warna coklat tua dan warna emas yang dijadikan aksen pada desain kemasannya. Indah banget. 

Bungkus rokok yang disimpan juga jadi tolok ukur bahwa seberapa banyak rokok yang telah kita beli selama sebulan misalnya. Atau bisa buat mengukur kekuatan tubuh dan menjadi antithesis bahwa rokok membunuhmu seperti yang didengungkan oleh kampanye antirokok. Buktinya, berpuluh-puluh bungkus rokok yang Roki simpan gak menimbulkan dampak yang berarti buat tubuh Roki. Selama menjaga pola kehidupan kita agar tetap stabil, mulai dari pola makan, olah raga, hingga istirahat yang cukup. 

Mengoleksi bungkus rokok itu untuk kesenangan. Bukan untuk menghasilkan uang. Walaupun dalam hati, kepingin juga sih kalo ada kolektor yang mau membeli bungkus rokok yang Roki simpan. Kali aja kelak 10 atau 20 tahun lagi jadi barang layak koleksi buat kolektor. Harapannya sih begitu. Ya gak sih, Lur?

Butet dan Rokok

Butet dan Rokok

“Beberapa hari lalu ke rumah Butet Kertaredjasa, dan menemukan merek2 rokok dari zaman ke zaman. Ternyata, rokok dg merek Gudang cukup banyak pada zamannya, dg desain yg agak mirip2,” demikian Gus Ulil Abshar-Abdalla di twiter pada 25 Januari 2023, jam 12.17 wib. 

Dalam cuitannya itu, Gus Ulil melampirkan dua frame foto rak kayu berisi berbagai macam jenis rokok antik yang unik-unik. 

Cuitan Gus Ulil itu menuai beberapa tanggapan teman-temannya:

“iki nek bledok pripun, Gus,” cuit akun diledhub, sambil melampirkan foto rokok merek Bomb yg dilingkari merah. 

Ada juga yang bilang; 

“ada rokok PKB juga ya 😄😄😄,” tulis akun iyuskapuk. 

Ada juga yang membalas:

“Rokok reformasi,” tulis akun twitter muchlashamidy sambil melampirkan gambar rokok cap Amin Rais. 

Akun twitter funedito menanggapi dengan cuitan; 

“Desainernya amatiran, mas kiai. Maqom ATM alias amati, tiru, modifikasi. Bisa dibilang pansos sama Gudang Garam.” 

Ragam tanggapan atas cuitan Gus Ulil di twitter tersebut menunjukkan bahwa Butet Kertaredjasa yang dikenal sebagai seniman juga merupakan seorang kolektor rokok. 

Kolektor Rokoknya Orang Kampung

Banyak orang tahu Butet memang perokok garis keras. Perokok berat yang maqamnya sudah di atas rata-rata perokok kebanyakan. Tidak ada yg tahu berapa bungkus rokok dalam sehari yang telah dikonsumsi oleh Butet. 

Menurut beberapa teman, rokok-rokok koleksinya itu dulu didapat saat Butet berkunjung ke beberapa daerah dan menemukan beragam jenis rokok yang aneh dengan desain yg dianggap lucu. Awalnya dia tidak kepikiran untuk menjadi kolektor rokok. Namun karena unik dan jarang ada di pasaran makanya dia rajin membeli dan mengoleksinya di rumah. 

Kebanyakan rokok yang dibeli adalah rokok bikinan pabrikan kecil yang biasa dikonsumsi oleh orang kampung. Karena rokok pabrikan kecil itu namanya unik-unik harganya juga murah. Desain dan cetakannya juga khas. Kadang hanya disablon saja. Namun karena keunikannya itu yang membuat Butet lantas mengoleksinya. Koleksi rokoknya jika dijumlahkan bisa mencapai 4000 merek rokok. Semua koleksi rokoknya itu ditata dan disiplay dengan rapi dalam rak-rak kayu yang menempel di dinding rumahnya. 

Berhenti Mengoleksi Karena Usia

Namun beberapa tahun belakangan kegiatannya mengoleksi rokok sudah berhenti. Usianya yang mulai beranjak menua membuatnya sudah kekurangan gairah untuk berburu rokok-rokok unik yang ada di daerah lain. Namun rokok-rokok unik lawasan koleksinya itu tidak dibuang melainkan tetap disimpan dan dibuatkan rak kayu agar bisa didisplay dan dilihat orang yg datang bertamu ke rumahnya.

 

Butet Kertaredjasa merupakan seniman serba bisa. Selain bermain teater dia juga seorang pelukis, dan juga penulis. Piawai membaca puisi dan monolog. Juga sangat peduli pada sesama teman seniman lainnya. Predikatnya tentu bertambah dengan adanya ribuan koleksi bungkus rokok yang ada di dinding rumahnya. 

Sehari-hari rokok kesukaan BUtet ialah Djarum Super. Setiap Roki bertemu Butet tidak pernah sekalipun melihat Butet Kertaredjasa merokok selain Super. “Nek ora Super, ora,” katanya.

Ncen asssuwok. 

Adakah sobat sebat yang juga suka mengoleksi rokok? 

rokok nevada

Rokok Nevada: Merek SPT yang Mirip Sepatu

Pada mulanya, saya hanya tahu rokok dengan jenis Sigaret Putih Tangan adalah Halim. Eh, ternyata ada lagi. Dan itu adalah Nevada.

Tapi, tunggu dulu. Kayak merek sepatu, ya? Hehehe

Di hadapan saya ini, bungkus rokok Nevada identik dengan warna bendera Indonesia. Merah dan putih. Ada warna hitam yang hadir di setiap tulisan. Mulai dari Nevada, American White Blend, hingga Sigaret Putih Tangan.

Bagian depan dan belakang bungkus rokok Nevada sama persis. Tidak ada perubahan. Simbol segitiga yang disusun dari kecil hingga besar tampak di bungkus depan bagian kanan.

Kemudian, ada angka 20 yang menunjukkan isi bungkus rokok Nevada dan jenisnya yaitu Sigaret Putih Tangan. Ada tulisan RED dengan warna putih yang diselimuti trapesium berwarna merah.

Di bungkus bagian kanan terdapat informasi mengenai larangan merokok pada anak kecil dan perempuan hamil. Selain itu, terdapat informasi tar dan nikotin. Tar-nya 17,1 MG dan Nikotin-nya 0.96 MG.

Sedangkan di bagian kiri hanya ada barcode dan tulisan Nevada Red. Sedangkan di penutup atas malah hanya tulisan Nevada Red.

Yang berbeda di bagian penutup bawah. Ada nama pabrik produksinya yaitu PT. Daun Emas Nusantara, Sidoarjo – Indonesia. Bawahnya lagi ada kode produksi—yang sayangnya tidak terlalu jelas angkanya.

Secara keseluruhan bungkus ini boleh dibilang okelah. Untuk membuka bungkus dan mengambil sebatang rokok, Roki langsung teringat Gudang Garam Patra. Persis deh kayak gini cara bukanya.

Saat mencoba mengambil, betapa kagetnya dengan warna batang rokoknya. Roki kira ada warna merahnya gitu. Kan ada tulisan RED. Eh, ternyata malah cokelat. Apa menyesuaikan dengan warna tembakaunya? Barangkali.

rokok nevada

Warna cokelat itu tersemat pada bagian isapnya yang terletak di tulisan Nevada beserta simbol segitiganya. Batangnya padat meskipun tidak besar.

Oke. Sekarang kita coba rasanya.

Rasa dan Harga

Aromanya rokok putihan banget sih, Lur. Tarikannya agak mantap. Rasanya halus. Kalo yang terbiasa rokok putihan mazhab besar pasti terasa kurang nendang. Kayak Marlboro SPT itu, Lur. Roki, karena penyuka SKT jadi ngrasain rokok putih itu kayaknya sama aja. Walaupun SPM maupun SPT. Kurang mantap aja ?. Tapi ini terasa enak, sih, buat yang tenggorokannya udah racing.

Harga Nevada Rp17.000,- meskipun pita cukainya Rp10.600. Ini tangan ke berapa, yaa? Hehehe

rokok nevada

SPM Nevada ini rekomended buat penyuka rokok putih. Kalo yang terbiasa kretek reguler atau SKT jelas gak cocok.

Siapa yang udah pernah bakar Nevada silakan berbagi cerita, ya. Biar bisa berbagi rasa pasa sesama penikmat rokok putihan.

Tetap semangat #BebanNegara

Salam sebat.

Camel Purple: Cocok bagi Penyuka Rokok Capsule

Ini bukan rokok yang begitu Roki suka. Ya, karena rokok Roki adalah SKT, Djarum Coklat Xtra. Namun, karena ingin mencoba, ya, belilah rokok Camel Purple.

Sesuai namanya, camel berarti Unta. Ada gambar untanya di bungkus rokok bagian depan. Kemudian di atasnya ada tulisan camel. Ada semacam bola berwarna ungu di bagian bawah. Sepertinya ingin menandakan bahwa ini lho rokok capsule. Maka, untuk mempertegas hal tersebut, ada tulisan option purple.

Oh, ya ini bukan rokok SPM melainkan SKM. Itu dibuktikan dengan hadirnya tulisan Quality Kretek di bagian atas. Nah, di bagian bawahnya ada inisial SKM dan JT. Oh, ya, JT ini adalah Japan Tobacco –perusahaan yang menjualkan rokok camel ke luar negeri, dan salah satunya Indonesia.

camel purple

Rokok ini merupakan produksi Pasuruan –salah satu daerah yang memiliki banyak pabrik rokok di Indonesia. Di bagian kanan bungkus terdapat informasi tar dan nikotin. Tar-nya 14 MG dan nikotin-nya 1,1 MG. Di bagian kiri bungkus rokok, harganya 15.500. Pita cukainya 15.325. Isinya 12 batang.

Sesuai dengan namanya yaitu rokok mild. Batangannya mungil.

Soal rasa, agak unik. Jadi, menurut Roki, saat dibakar, sih, enak kalo gak dipencet. Ringan karena mild tapi tetap terasa. Namun, kalo dipencet filternya, malah berubah rasanya. Jadi wangi dan terasa dingin, tapi aneh aja, sih.

camel purple

Nah, karena Roki terbiasa SKM reguler yang rasanya sepet, gurih, pedas dan legit, terus kena wangi dan dingin jadi gimanaaaa gitu. Hehehe. Namun, ini soal selera sih. Bagi yang biasa rokok model begini, sih cocok aja. Apalagi ini kan ada semacam istilah rokok capsule. Jadi, kemungkinan besar, gak bakal cocok buat perokok yang terbiasa SKT atau SKM Reguler.

Siapa yg suka rokok capsule silakan bercerita, Lur. Kali aja ada yg suka dengan #OptionPurple ak a Onta Ungu alias #Camel

Tetap semangat ya #BebanNegara

Salam sebat.

gudang baru origin

Gudang Baru Origin: Cocok untuk Selera Jawa Timur

Entah kenapa Roki kemarin beli rokok ini lagi, ya. Mungkin kangen aja kali. Roki kalo suntuk emang sering kangen sama rokok yangg udah pernah dibakar. Tentu rokok hariannya tetap Djarcok Xtra dan 76 Madu Hitam. Kali ini, Roki mencoba Gudang Baru Origin.

Gudang Baru Origin ini Roki belinya kemarin di Toko Djaya barengan sama Hero Casual. Harganya Rp14k. Cukainya 12250. Batangannya sepintas mirip Garpit. Panjang batangannya agak lebih panjang sedikit Gudang Baru dibandingkan Djarcok Extra.

Desain bungkus rokok Gudang baru Origin rame. Warna dasarnya merah marun ditumpangi font warna emas. Logo gudang dalam bingkai emang mirip kayak logonya GG ya, Lur. Mirip gak, sih? Di sampingnya gudang, dalam bingkai itu ada dua pohon pinus, lalu ditambahi 5 bintang di langit. Secara keseluruhan gak mirip sama GG sih. Apalagi satu bintangnya berwarna merah. Hanya mungkin, konsep dasarnya terinspirasi dari GG. Mungkin lho, ya.

gudang baru origin

Gudang Baru Origin ini tarikannya mantap, Lur. Rasa hangatnya terasa di mulut dan tenggorokan. SKM ini cocok buat selera Jawa Timuran. Kalo dibilang mirip, mirip dengan apa, ya… Surya 16? Mirip. Sepet dan pedasnya, gurihnya. Juga ada yang bilang mirip Garpit tapi lebih soft aja. Kalo mau lebih dekat lagi rasanya mirip apa, ya, Gudang Baru Origin ini lebih mirip sama Andalan yang bungkusnya merah itu sih, Lur.

Hanya saja, Gudang Baru Origin lebih pedas dan lebih terasa hangat di mulut. Aromanya juga mirip. Sekali lagi Roki bilang, kalo bisa dibilang mirip, Gudang Baru ini rasanya emang mirip. Mirip Surya, mirip Garpit, juga mirip Andalan. Secara keseluruhan enak, nih.

Rekomendasi buat rokok pelarian, Lur.

Jadi, siapa nih yang udah pernah bakar Gudang Baru Origin? Cerita dong, Lur. Kali aja beda dengan apa yang Roki rasakan. Biar referensi rasanya makin luas. Agar kretekus punya bekal sebelum mencoba Gudang Baru Origin.

Salam sebat.

apache

APACHE: Harum dan Manis

Barangkali sudah yang banyak tahu bahwa rokok Apache adalah rokok favorit bagi kalangan perokok di Jawa Timur. Ya, wajar, sih. Soalnya, kan, produksi sana. Lebih tepatnya daerah Pasuruan. Nah, mari kita review bungkus rokoknya.

Dari bungkus bagian depan, rokok ini memiliki warna abu-abu untuk latar belakangnya. Kemudian, ada tulisan APACHE yang berjarak di setiap huruf dan berwarna merah. Yang unik adalah ada gambar orang yang dirias seperti Indian. Gambar tersebut dibalut lingkaran kuning dan diberi kotak dengan garis hitam. Lalu, masih ada kotak berwarna merah sebagai latar dari kotak Indian.

Di bagian sebelah kanan terdapat simbol orang membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, terdapat pula informasi mengenai tar dan nikotin. Tar-nya 31MG sedangkan nikotin-nya 2MG. Di bagian sebelah kiri pun demikian.

Sedangkan di bagian penutup bawah terdapat informasi mengenai pabrik produksi yaitu PT. Karyadibya Mahardhika. Pabrik yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur.

Untuk batang rokoknya sama seperti batang rokok pada umumnya. Ada tulisan Apache di bagian yang berwarna putih. Kemudian, ada banyak bintang yang mengelilingi batang rokok.

Rasa dan Harga

Selera Jawa Timuran pasti suka dengan rokok ini. Apache. Harum batangannya. Berbunyi nyaring saat dibakar, kretekkretekkretek. Manis saat asapnya diembuskan.

Hanya saja kali ini, lagi2 Roki dapat rokok lama di warung, Lur. Bercaknya udah gak normal. Kurang segar. Ya, gak papalah. Buat dokumentasi di-feed-nya Roki.

Harganya Roki beli 18500. Pita cukainya 20425. Kotak kemasannya seukuran Surya 16. Apache juga isinya 16 batang. Dalemnya dibagi dua slot. Masing2 slot berisi 8 batang. Batangannya standard SKM. Makanya batangan 76 MH kalah panjang.

Rasanya? Coba kretekus cerita dong. Roki dapat rokoknya udah lama ngendong di warung nih. Kurang segar, Lur.

Perokok Apache mana neh suaranya?

Tetap semangat Beban Negara.

Salam sebat.

Sin Enjoy: Pabrikan Malang yang Ada Mint-nya

Malang memang tidak pernah alpa buat memproduksi rokok baru. Sepertinya tiap tahun selalu ada setidaknya tiga sampai empat rokok baru. Nah, sekarang ada rokok SKT dari keluarga Sin. Ada banyak produk yang dilahirkan oleh Sin. Namun ingat, Sin yang satu ini tidak ada hubungan kekerabatan dengan Shin Tae-yong, ya. Beda jauh.

Sin Enjoy dari pabrikan Malang. Bungkus rokoknya berwarna dasar hitam. Ada ikon gunung dalam lingkaran berwarna hijau. Khas dari produk Sin. Tulisan Sin di bawah lingkaran gunung itu berwarna merah dicetak dengan teknik hotprint. Juga ukuran huruf E – nya diberi kotak warna merah yang shiny karena memang cetakannya pake hotprint. Njoy dari Enjoy dicetak embos warna putih. Sayangnya gak dispot UV. Kalo dispot UV tulisan njoy-nya bisa jadi tambah keren tuh. Berkilau mengimbangi huruf E yang udah gotik.

sin enjoy

Batangannya besar. Marem jepitnya. Kertasnya bergaris pattern horizontal. Batas ujung isapnya bergaris blok warna hitam. Di tengah blok itu ada tulisan Enjoy Special.

Tarikannya mantap. Waktu dibakar juga bunyi kretek-kretek-kretek. Rasanya sepet tebal dan rasa pedas yang mengikuti dari belakang. Karena tebal, rasa sepet itu sampe nempel di lidah. Terasa kasap. After taste-nya ada rasa mint yang bikin segar. Namun, tipis banget.

Rekomended buat yg suka SKT. Tapi soal selera balik lagi ke setiap perokok. Rasa itu absurd, Lur. ?

Harganya Roki beli 17k. Pita cukainya 12150. Mungkin tokonya dapet dari tangan ke-7 nih. Makanya harganya jauh di atas pita cukai ?

Kalo udah ada yang pernah bakar Sin Enjoy silakan berbagi cerita, ya. Kali aja beda dengan apa yang Roki rasakan.

Tetap semangat #BebanNegara

Salam sebat.

rokok LC Bold

LC BOLD: Hitam, Legam, Sepet dan Agak Pedas

Rokok dengan merek yang menyematkan nama Bold biasanya memiliki bungkus berwarna hitam. Tak terkecuali LC Bold. SKM dari Bojonegoro ini memiliki warna hitam di seluruh bungkusnya.

Ada sedikit warna abu-abu seperti pemanis dan warna merah sebagai latar belakang sekaligus penegasan kata bold. Namun, secara keseluruhan, tetap yang mendominasi adalah warna hitam.

Di bagian depan bungkus LC Bold terdapat tulisan LC dalam bentuk kapital. Kedua huruf tersebut berwarna abu-abu. Kemudian diselimuti warna hitam di sisinya.

Bentuk lingkaran terlihat jelas di bagian depan. Ada garis yang tipis dan ada pula yang tebal. Untuk yang tebal hanya di lapis pertama dan melingkari kata LC. Selebihnya garis tipis.

Sedangkan Bold, sama seperti LC berwarna abu-abu. Namun, yang menyelimutinya adalah persegi panjang dengan warna merah. Di bawahnya ada angka 20 yang menandakan jumlah batang. Lalu, kretek filter yang menandakan bahwa LC Bold termasuk jenis SKM.

Di bagian kanan, ada pita cukai rokok kemudian semacam informasi zat kimia berbahaya (memangnya penting?), tulisan SKM dan informasi mengenai tar dan nikotin. Untuk tar: 35,5 mg sedangkan nikotin: 1,95 mg.

Di bagian penutup bawah terdapat informasi mengenai pabrik pembuatan LC Bold yaitu PT. Putera Jaya Sakti Perkasa, Bojonegoro-Indonesia. Kemudian, ada kode produksi dan logo LC Bold. Sedangkan di bagian penutup atas hanya ada penegasan tentang logo LC Bold.

Nah, secara keseluruhan, bungkus rokok LC Bold meniru ke bungkus Bold pada umumnya. Hitam. Sehingga, tak terlalu ada perbedaan mencolok atau desain untuk dari LC Bold. Jika dinilai antara 1-10, angka 7 rasanya cocok untuk LC Bold.

Harga dan Rasa

rokok lc boldSebelum masuk ke soal harga dan rasa, Roki ingin kasih tahu tentang batang rokok LC Bold. Ada logo LC Bold di bagian isapan yang dipisahkan dengan garis melingkar berwarna abu-abu dan ditumpuk dengan garis berwarna merah. Agak menarik, lah ya.

Untuk soal harga, kalo mengacu pada cukai, harganya Rp20.400. Namun, Roki mendapatkannya dengan harga lebih murah yaitu Rp19.000.

Bagaimana soal rasa? Tentu saja ada yang unik. Aromanya lumayan enak. Saat dibakar masih terdengar, walau samar, suara kretek kretek kretek dari ujung bakarnya. Rasanya sepet agak pedas. Saat asapnya diembuskan rasa pedasnya makin krasa dan rasa sepetnya nempel di lidah.

Namun, saat ujung bakar sampai setengah batang, mulai muncul aroma wangi saat asap keluar dari hidung. Wanginya agak mengganggu tapi masih terasa enak sih, Lur. Bagi yang terbiasa dengan SKM Bold, bolehlah LC Bold menjadi rokok alternatif.