djarum 76 madu hitam

Djarum 76 Madu Hitam: Sensasi Djarum yang Legit

Akhirnya nemu juga rokok yang baru lahir ini, Lur. Roki belinya di warung pinggir jalan di daerah Bangunjiwo, Bantul. Kebetulan aja pas lewat situ ada warung pake spanduk Madu Hitam. Mampir. Pas banget begitu Roki beli, kata simbah yg jual, tinggal sisa 2 bungkus. Roki beli semua.

Harganya per bungkus 13k. Pita cukainya 12.600. Isinya 12 batang. Batangannya ukurannya nyaris sama dgn Djarcok Xtra. Hanya saja badannya lebih gede Madu Hitam.

Desain bungkusnya dominasi hitam. Logo 76-nya khas banget taruh tengah. Mungkin biar gak begitu jauh ninggalin kakaknya Djarum 76 yang lama.

djarum 76 madu hitamAromanya madu banget. Berkesan manis. Beberapa orang yang Roki suruh cium batangannya langsung berkomentar, “wah kayaknya manis banget nih dari aromanya.”

Namun setelah dibakar, rasa manis itu malah gak muncul. Tarikan pertama langsung tahu kalo Djarum 76 Madu Hitam ini bukan rokok yg manis. Melainkan masih ada jejak rasa dari kakaknya Djarum 76 asli.

Pijakan rasanya masih kayak 76 lama. Hanya saja ada rasa Madu Hitam yang wanginya khas. Rasanya legit dan terasa segar seperti ada rasa mint-nya. Pedas dan sepetnya jadi beda. Itu mungkin karena ada aroma dan rasa madunya. Kita gak mencium dan merasakan aroma madu saat membakar dan mengisapnya. Melainkan org di sekitar kita yg mencium aroma madunya. Asyik nih.

Kesan awal yang mengira bakal manis banget jadi langsung sirna. Melainkan legit.

Recommended. Rasanya khas Kudusan banget. Tapi bernuansa Madu Hitam.

Buat kretekus yang kotanya belum tersedia Madu Hitam, sabar aja, ya. Roki aja gak sengaja nemu di warung pinggir jalan. Padahal udah semingguan melihat bilboard 76 Madu Hitam di tiap sudut kota Jogja. Hmmm…

Kalo Roki nebak sih ini bakal laris. Cuma nebak sih.

Tetap semangat, ya.

Salam sebat.

Review Rokok Djarum Coklat Extra: Rokok Rasa Coklat?

Akhirnya Roki kembali me-review rokok. Ini rokok bukan sembarang rokok. Banyak sekali netizen yang bertanya kapan rokok ini diutak-atik oleh Roki. Apakah rokok yang dimaksud? Rokok Djarum Coklat Extra.

Konon, ada perokok yang sulit membedakan apakah ini rokok rasa coklat atau coklat rasa rokok? Sebab, dari luar warna coklat sangat mendominasi.

Bungkus Rokok Djarum Coklat Extra

Dari bagian depan, sudah terlihat jelas bahwa ini rokok memang berwarna coklat. Hal tersebut terlihat pada tulisan COKLAT yang berwarna coklat. Sedangkan DJARUM dituliskan berwarna hitam.

Kedua kata tersebut dibalut dengan trapesium yang terbalik. Ada empat hingga lima kata coklat di dalam trapesium. Namun, karena berhologram maka baru terlihat tulisannya ketika bungkus rokok diletakkan di bawah sinar matahari.

Setelahnya ada tulisan kretek tangan yang menandakan rokok ini bagian dari sigaret kretek tangan. Juga, ada angka 12 yang menandakan jumlah isi batang rokok Djarum Coklat Extra.

Di bagian atas, jika bungkus rokok lainnya mencantumkan merek, ini berbeda. Tulisan yang terdapat di rokok Djarum Coklat Extra adalah generasi baru kretek tangan. Sedangkan bagian bawah hampir sama pada umumnya. Kode produksi dan nama pabrik tempat produksi rokok.

Di bagian samping kanan terdapat larangan menjualkan rokok khusus bagi perempuan hamil dan anak di bawah usia 18 tahun. Tidak lupa mencantumkan cukai yang menandakan bahwa ini rokok legal.

Di bagian sebelah kiri terdapat informasi mengenai tar dan nikotin. Untuk Djarum Coklat Extra, tar dan nikotin cukup tinggi. 38 mg tar dan 2,4 mg nikotin.

Rasa dan Harga

Soal rasa, apakah benar-benar ada rasa coklat? Tunggu dulu. Ketika membuka bungkus rokoknya, kesan coklat cukup kental. Ini terlihat dari papirnya yang berwarna coklat. Cukup berbeda jika dibandingkan papir yang dipakai rokok pada umumnya.

Saatnya membakar. Ketika mengisap pertama kali, ada sensasi manis dan spicy. Diisap kedua kalinya, ada sensasi fruity. Ini jelas dari nangka.

Bagi pemula, mungkin belum terbiasa. Ini karena tar dan nikotin cukup tinggi. Tetapi, bagi yang sudah terbiasa, rokok ini cocok sekali dinikmati ketika daerahmu berhawa dingin. Apalagi ditemani kopi atau teh. Cocok!

Untuk harga, karena cukai SKT tidak naik, jadi kamu cukup menebusnya dengan harga antara Rp13-14 ribu rupiah. Isi 12 batang. Menyenangkan, bukan?

Tunggu apalagi. Segera coba rokok Djarum Coklat Extra.

Ulet dan Gigih: Kunci Kesuksesan Djarum di Tanah Air

Salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia, Djarum pernah berada di titik terendah. Namun, pergantian pemilik hingga penyelesaian masalah mampu membuat Djarum berkibar kembali. Seperti apa kisahnya?

Oei Wie Gwan, salah seorang pengusaha Tionghoa-Indonesia melihat lalu mengakuisisi sebuah pabrik rokok yang menjelang bangkrut di Kudus, Jawa Tengah. Pabrik tersebut bernama NV Murup yang memiliki produk rokok dengan merek Djarum Gramofon. Kemudian, oleh Oei Wie Gwan dibuah menjadi Djarum. Kisah ini terjadi pada tahun 1951.

Kegigihan Oei Wie Gwan memomulerkan Djarum hanya bertahan hingga tahun 1963. Kebakaran hebat hingga meluluhlantakkan Djarum. Beruntung, kedua anaknya, Budi dan Bambang Hartono mampu mewarisi kegigihan dari bapaknya. Pada akhirnya, Djarum bangkit dan melanjutkan aktivitas seperti semula.

Mulanya, sebagaimana pabrik pada zaman dahulu, mereka hanya mengandalkan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Produk mereka berkembang dan begitu pula dengan para buruhnya. Tak mengagetkan apabila buruh Djarum mendapatkan predikat sebagai pekerja yang tekun dan terampil.

Selang sembilan tahun kemudian, Djarum berkembang dan mulai mencoba produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Pada akhirnya, kuantitas produk ini kian meningkat. Bahkan, tak hanya itu, kualitas juga ditingkatkan. Mulai dari desain kemasan hingga varian produk. Sehingga, pada tahun 1972, mereka mulai melakukan ekspor ke berbagai negara.

Itulah momentum yang membuat nama Djarum kian besar. Kegigihan dan keuletan dari kedua pemilik menjadi kunci kekokohan Djarum. Mereka seperti mengajarkan pada Roki bahwa tidak ada yang tidak mungkin, dan seperti lagu dari D’Masiv, “Jangan Menyerah”.

Kini, Djarum tidak hanya dikenal sebagai produsen rokok melainkan juga perusahaan yang mampu memoles anak-anak muda seperti beasiswa. Djarum mengajarkan pula bahwa setiap orang perlu belajar dari kesalahan. Sehingga, kesalahan tersebut tidak akan diulangi kembali.

Roki pun salut. Djarum, dengan segala variannya seperti Djarum Coklat, Djarum Super menjadi pegangan bagi penikmat kretek Nusantara. Dari Djarum untuk Indonesia.

 

 

 

https://www.flickr.com/photos/130075348@N08/49447836311/in/photolist-2ikx5ZV-2f8QVrr-28wUkfJ-28BPXQ3-2f8S8M6-RtMxyp-27QpdMi-25KeG4s-25iWTSg-23G8GYj-MpeGXK-2b6rkh8-2gz78GX-2iemS5u-2iep7A7-2gz6WBL-QVZag6-2cpGe1S-2cpJ8Zq-2gj2wLb-2gfsvn3-24ckgmH-2eGiUog-25x7oEv-KGmz3h-2dRhFvT-hknbU4-6EF1in-YSpX2U-2eFLgyj-2ikuGpk-2gonYKH-2ikx4BK-R9Yyq6-2gj3AeT-2eGisqz-2iepTTc-2ikwHpX-2gtTC1F-R3q8jp-2ieqm8r-2gfssvo-2gfs8FT-2i1xoiU-2gz6dPr-2i5ronj-2gfscnf-2gfsY3h-2i1xc9z-2ikxrSC

Review Rokok Djarum 76

Merek rokok yang bakal kami review kali ini sudah pasti familiar bagi sobat kretekus. Masih ingat iklan yang isinya ada mas-mas dengan pakaian jawa lengkap ditemani dengan om jin? Ingat ga? Kali ini kami mau ulas tuntas segala sesuatunya tentang rokok Djarum 76!

Etss tunggu dulu. Yang kami mau review kali ini bukanlah Djarum 76 yang sigaret kretek tangan ya. Kali ini kami mau review produk Djarum 76 Filter. Mengapa? menurut kami rokok ini terbilang antimainstream. Banyak orang tahu atau familiar dengan Djarum 76 yang kretek tangan. Sebaliknya, mungkin jarang ada yang coba dengan poduk yang pake filter ini.

Padahal, Djarum 76 filter sudah muncul di pasaran sejak tahun 2011. Rokok ini sebenarnya jadi produk unggulan Djarum untuk segmen menengah ke bawah loh. Dari yang Roki ketahui, Djarum juga memunculkan rokok ini untuk menjembatani keinginan para pecinta Djarum 76 yang ingin merasakan sensasi rokok dengan menggunakan filter. Lantas pertanyaan kemudian muncul. Apakah rasa Djarum 76 filter ini senikmat dengan saudaranya? Mari kita bahas dulu dari segi bungkusnya.

Jujur saja. Bungkus Djarum 76 filter keren banget. Pemilihan warna, corak, dan penempatan logonya sangat juara! Sebagai anak pecinta indie, kretek, kopi, dan senja harusnya suka banget dengan desain merek rokok ini.

Warna emas menjadi warna dominan dari bungkus rokok Djarum 76 filter. Maklum sih memilih warna emas soalnya ada penyematan tulisan GOLD yang berarti emas di bungkus rokok ini. Selain warna gold ada motif garis membentuk bulatan yang mengelilingi bungkus rokok ini. Lalu logo 76 dibuat dengan cantik, dibalut dengan bingkai bulat berwarna coklat dan background merah di dalamnya. Oh iya, tulisan 76nya dikasih warna emas yang agak lebih muda. Kemudian tulisan filter juga dengan warna emas muda, dikasih kotak merah. Di bawahnya ada tulisan GOLD yang berwarna merah, dikasih kotak background warna emas lebih muda.

Di bagian bawah logo ada tulisan Djarum sebagai pabrik pembuat rokok ini. Tulisan Djarum dengan font yang sudah jadi trademark perusahaan asal kudus ini diberi warna emas muda. Lalu terdapat tulisan kretek 12 filter kecil berwarna merah. Logo 76 dan tulisan filter gold yang serupa juga disematkan di bagian atas dan bawah bungkus rokok. Bedanya kalau di bagian bawah ada tulisan PT Djarum Kudus-Indonesia dengan kode produksi di bawahnya.

Kanan dan kiri bungkus ada imbauan pemerintah dan juga barcode. Yang jadi sisi menariknya adalah biasanya di banyak bungkus rokok barcode dipasang dengan warna hitam putih. Termasuk pada rokok Djarum Super. Kalau di rokok ini sangatlah beda, sebab diberi background warna emas dengan tulisan dan garis-garisnya berwarna hitam.

Kalau kita buka bungkusnya maka akan menemui grenjeng berwarna emas dengan logo 76. Lalu juga konfigurasi penempatan batang rokok yaitu enam depan enam belakang. Cukup dari ssegi bungkus. Intinya kami bisa kasih nilai sembilan untuk bungkus rokok Djarum 76 Filter.

Sekarang kita bahas ke citarasanya. Djarum 76 Filter memiliki bentuk pada umumnya, tidak begitu panjang dan agak tebal. Ada logo 76 dengan warna merah di bagian papir. Sedangkan di bagian filter ada garis emas dibalut warna merah tebal.

Aroma wangi dari rokok ini sudah mulai bisa terasa khas 76 sebelum dibakar. Apalagi kalau dibakar. Aroma 76nya langsung terasa di sekeliling kalian. Impresi yang kita dapatkan pertama kali akan berasa sama kita menikmati Djarum 76 biasa. Poin plus buat merek ini. Secara, dari awal tidak begitu terlihat ada perbedaan signifikan antara kedua produk ini.

Kalau kita menghisap rokok ini, Tarikannya sangat mantap dan lugas. Akan tetapi masih nyaman buat tenggorokan kalian. Ada sedikit perbedaan dengan Djarum 76 biasa yang dalam hal tarikan. Mungkin karena produk ini memakai filter, jadi ada sedikit kehalusan tersendiri dalam tarikannya.

Sensasi pedas justru yang akan kita dapatkan dari Djarum 76 filter. Sensasi manis dengan rasa fruity agak sulit ditemukan pada rokok ini. Meski demikian ada rasa yang seimbang antara keduanya, cukup pedas tapi manisnya tidak hilang. Cukup tricky rasanya apakah bisa langsung nyantol bagi mereka-mereka yang coba-coba sama rokok ini. Bisa jadi suka atau tidak.

Bagi kalian yang biasanya suka tingwe. Mungkin bisa merasakan adanya penambahan tembakau srintil pada Djarum 76 Filter ini. Nah, campuran tembakau srintil yang nampaknya bikin rokok ini punya aroma berbeda dengan merek lainnya.  Durasi bakar rokok ini sekitar 14 hingga 15 menit dalam kondisi normal. Citarasanya yang dihadirkan rokok ini stabil, dari awal tarikan hingga akhir. Tenggorokan pun cukup nyaman dan meninggalkan kesan enak.

Secara cita rasa dan tarikan sebenarnya tidak berbeda dengan Djarum 76 biasa. Mungkin yang ini agak terasa lebih halus saja. Tapi buat kalian penikmat Djarum 76 biasa yang ingin merasakan sensasi filter, gak akan sulit kok untuk berpindah ke rokok ini.

Lantas bagaimana dari segi harga? Di pasaran, rokok djarum 76 filter ini dihargai sekitar 16-17 ribu rupiah. Jika dilihat dari tarif cukainya, Djarum 76 filter ini masuk dalam kategori sigaret kretek mesin dengan golongan cukai layer kedua. Begitu juga dengan Djarum 76 biasa. Rokok ini juga cukup mudah ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Kesimpulannya adalah rokok djarum 76 filter sangat juara dari segi bungkus. Apresiasi untuk Djarum yang sudah buat model bungkus sebagus rokok sebagus itu. Sangat premium meski segmennya menengah ke bawah. Cocok buat dijadikan koleksi. Sedangkan soal cita rasa, rokok ini tak kehilangan cita rasa khas 76, mungkin agak lebih halus saja ketimbang yang biasa. Juara!

bungkus rokok

Sugesti Rasa Rokok Berdasarkan Kemasan Rokoknya

Soal sugesti pasa rasa memang sulit diperdebatkan. Hal itulah pula yang terjadi pada rokok. Seorang perokok yang terbiasa mengkonsumsi rokok pada kemasan rokok isi dua belas akan menganggap rokok yang sama tapi isi enam belas akan lain rasanya. Meskipun secara bahan baku dan produksinya dilakukan secara secara bersamaan. Hanya kemasan pembungkus yang membedakan di antara keduanya. Satu berisi dua belas dan satunya lagi berisi enam belas.

Tetapi, seorang perokok yang fanatik terhadap kemasan rokok merek tertentu yang berisi dua belas apabila diberi rokok merek yang sama tapi berisi enam belas, maka dia akan mikir-mikir sebentar untuk mengambilnya. Begitu pula sebaliknya.

rokok

Tak hanya dari edisi jumlah isi pada kemasan, masalah desain pun kadang juga memberikan sugesti rasa yang cukup signifikan. Dulu, ketika Rokok gudang garam mengeluarkan kemasan edisi piala dunia, banyak orang yang mengatakan bahwa rasa rokok tersebut berbeda dengan rokok pada edisi kemasan yang biasa. Padahal, sama sekali tidak ada perubahan terhadap rokoknya, hanya kemasannya saja.

orang merokok

Hal tersebut juga terjadi sewaktu Djarum mengeluarkan kemasan edisi Djarum Adventure, banyak yang menganggap rasanya berbeda dengan kemasan yang biasa. Padahal ya sama saja.

Yah, namanya juga sugesti yang berbalut fanatisme. Unik, namun tak bisa disangkal keberadaannya.

bungkus rokok

Hanya saja, keadaan kadang membuat fanatisme itu runtuh apabila kebetulan rokok yang biasa diisap ternyata sudah tandas. Keadaan ini yang membuat perokok tersebut cenderung bersedia merokok dari kemasan berbeda, bahkan merek lain dari yang biasa dikonsumsi.

Terlebih rokok kemasan atau merek lain itu hasil berbagai dengan teman satu tongkrongan.

Gambar ilustrasi: Eko Susanto