Rokok Tjap Bal Tiga Karya Raja Kretek Indonesia

Dalam serat Babad Ing Sangkala (1601-1602), disebutkan bahwa tembakau sudah ada di pulau Jawa bersama wafatnya Panembahan Senapati, raja pertama Mataram. Dalam serat itu tertulis: “Kala seda Panembahan syargi ing Kajenar pan anunggal warsa purwa sata, sawoyose milaning wong ngaudud” . Waktu Panembahan wafat di Gedung Kuning adalah bersamaan tahunnya dengan mulai munculnya tembakau, setelah itu mulailah orang merokok.

Zaman kemudian berkembang pesat. Saat ini rokok telah menjadi industri yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Cukai rokok menjadi salah satu penyumbang terbesar keuangan negara. Industri rokok turut menggerakan roda ekonomi. Jutaan orang menggantungkan kehidupan ekonominya pada Industri Hasil Tembakau (IHT).

Nitisemito memulai usahanya dengan kegagalan demi kegagalan. Ia pernah menjalankan kewirausahaan di berbagai bidang usaha namun selalu gagal. Pada usia 17 tahun sempat menjadi pengusaha konveksi juga gagal. Lalu beralih menjadi penjual minyak kelapa, berjualan kerbau, hingga menjadi kusir dokar, juga mengalami kegagalan.

Pengusaha Rokok Pertama

Namun pada saat menjadi kusir dokar tersebut, Nitisemito juga nyambi berjualan tembakau. Di sinilah awal mula Nitisemito memulai usaha pembuatan rokok kretek. Apalagi sejak ia menikahi seorang penjual rokok kretek bernama Nasilah, yang sebelumnya menjadi pembuat rokok kretek. Bersama Nasilah, Nitisemito kemudian mengembangkan usaha rokok kretek  yang kemudian menjadi industri yang sangat besar. Puncaknya, ia mempunyai 10 ribu karyawan.

Kretek, mulanya ditemukan oleh H. Jamhari. Mulanya Jamhari meramu tembakau dan cengkeh untuk dijadikan obat dengan cara mengisap racikan yang dilinting dengan klobot. Temuan tersebut kemudian cepat tersebar dan populer di masyarakat Kudus sebagai obat untuk penyakit sesak dan gangguan tenggorokan. Racikan tembakau dan cengkeh yang kemudian disebut rokok kretek itu kemudian dikembangkan oleh masyarakat Kudus, salah satunya Nitisemito. Salah satu produknya yg terkenal bernama rokok Tjap Bal Tiga.

Rokok Tjap bal Tiga Yang Melegenda

Rokok Tjap bal Tiga didistribusikan tidak hanya ke seluruh pulau Jawa, melainkan juga keluar pulau Jawa. Bahkan, rokok Tjap Bal Tiga menmebus pasar Singapura. Nitisemito dianggap orang yang jenius pada masanya walaupun buta huruf. Lelaki yang lahir pada tahun 1863 ini melakukan promosi besar-besaran terhadap rokok Tjap bal Tiga. Ia pernah menyebarkan pamflet melalui helicopter dan menyebarkannya di wilayah Jawa Barat. Bahkan, inovasi promosinya sudah melampaui zamannya dengan cara memberikan bonus hadiah berupa sepeda, gelas, dan radio kepada pembeli rokok Tjap Bal Tiga.

Keberadaan rokok Tjap Bal Tiga runtuh usai Belanda memberlakukan pungutan cukai yang sangat besar. menurut kabar, Nitisemito terjerat hutang dan membuat usahanya bangkrut. Kini rokok Tjap Bal Tiga hanya tinggal kenanagan yang tercatat dengan baik di museum Kretek Kudus. 

Salam sebat.

rokok nevada

Rokok Nevada: Merek SPT yang Mirip Sepatu

Pada mulanya, saya hanya tahu rokok dengan jenis Sigaret Putih Tangan adalah Halim. Eh, ternyata ada lagi. Dan itu adalah Nevada.

Tapi, tunggu dulu. Kayak merek sepatu, ya? Hehehe

Di hadapan saya ini, bungkus rokok Nevada identik dengan warna bendera Indonesia. Merah dan putih. Ada warna hitam yang hadir di setiap tulisan. Mulai dari Nevada, American White Blend, hingga Sigaret Putih Tangan.

Bagian depan dan belakang bungkus rokok Nevada sama persis. Tidak ada perubahan. Simbol segitiga yang disusun dari kecil hingga besar tampak di bungkus depan bagian kanan.

Kemudian, ada angka 20 yang menunjukkan isi bungkus rokok Nevada dan jenisnya yaitu Sigaret Putih Tangan. Ada tulisan RED dengan warna putih yang diselimuti trapesium berwarna merah.

Di bungkus bagian kanan terdapat informasi mengenai larangan merokok pada anak kecil dan perempuan hamil. Selain itu, terdapat informasi tar dan nikotin. Tar-nya 17,1 MG dan Nikotin-nya 0.96 MG.

Sedangkan di bagian kiri hanya ada barcode dan tulisan Nevada Red. Sedangkan di penutup atas malah hanya tulisan Nevada Red.

Yang berbeda di bagian penutup bawah. Ada nama pabrik produksinya yaitu PT. Daun Emas Nusantara, Sidoarjo – Indonesia. Bawahnya lagi ada kode produksi—yang sayangnya tidak terlalu jelas angkanya.

Secara keseluruhan bungkus ini boleh dibilang okelah. Untuk membuka bungkus dan mengambil sebatang rokok, Roki langsung teringat Gudang Garam Patra. Persis deh kayak gini cara bukanya.

Saat mencoba mengambil, betapa kagetnya dengan warna batang rokoknya. Roki kira ada warna merahnya gitu. Kan ada tulisan RED. Eh, ternyata malah cokelat. Apa menyesuaikan dengan warna tembakaunya? Barangkali.

rokok nevada

Warna cokelat itu tersemat pada bagian isapnya yang terletak di tulisan Nevada beserta simbol segitiganya. Batangnya padat meskipun tidak besar.

Oke. Sekarang kita coba rasanya.

Rasa dan Harga

Aromanya rokok putihan banget sih, Lur. Tarikannya agak mantap. Rasanya halus. Kalo yang terbiasa rokok putihan mazhab besar pasti terasa kurang nendang. Kayak Marlboro SPT itu, Lur. Roki, karena penyuka SKT jadi ngrasain rokok putih itu kayaknya sama aja. Walaupun SPM maupun SPT. Kurang mantap aja ?. Tapi ini terasa enak, sih, buat yang tenggorokannya udah racing.

Harga Nevada Rp17.000,- meskipun pita cukainya Rp10.600. Ini tangan ke berapa, yaa? Hehehe

rokok nevada

SPM Nevada ini rekomended buat penyuka rokok putih. Kalo yang terbiasa kretek reguler atau SKT jelas gak cocok.

Siapa yang udah pernah bakar Nevada silakan berbagi cerita, ya. Biar bisa berbagi rasa pasa sesama penikmat rokok putihan.

Tetap semangat #BebanNegara

Salam sebat.

Camel Purple: Cocok bagi Penyuka Rokok Capsule

Ini bukan rokok yang begitu Roki suka. Ya, karena rokok Roki adalah SKT, Djarum Coklat Xtra. Namun, karena ingin mencoba, ya, belilah rokok Camel Purple.

Sesuai namanya, camel berarti Unta. Ada gambar untanya di bungkus rokok bagian depan. Kemudian di atasnya ada tulisan camel. Ada semacam bola berwarna ungu di bagian bawah. Sepertinya ingin menandakan bahwa ini lho rokok capsule. Maka, untuk mempertegas hal tersebut, ada tulisan option purple.

Oh, ya ini bukan rokok SPM melainkan SKM. Itu dibuktikan dengan hadirnya tulisan Quality Kretek di bagian atas. Nah, di bagian bawahnya ada inisial SKM dan JT. Oh, ya, JT ini adalah Japan Tobacco –perusahaan yang menjualkan rokok camel ke luar negeri, dan salah satunya Indonesia.

camel purple

Rokok ini merupakan produksi Pasuruan –salah satu daerah yang memiliki banyak pabrik rokok di Indonesia. Di bagian kanan bungkus terdapat informasi tar dan nikotin. Tar-nya 14 MG dan nikotin-nya 1,1 MG. Di bagian kiri bungkus rokok, harganya 15.500. Pita cukainya 15.325. Isinya 12 batang.

Sesuai dengan namanya yaitu rokok mild. Batangannya mungil.

Soal rasa, agak unik. Jadi, menurut Roki, saat dibakar, sih, enak kalo gak dipencet. Ringan karena mild tapi tetap terasa. Namun, kalo dipencet filternya, malah berubah rasanya. Jadi wangi dan terasa dingin, tapi aneh aja, sih.

camel purple

Nah, karena Roki terbiasa SKM reguler yang rasanya sepet, gurih, pedas dan legit, terus kena wangi dan dingin jadi gimanaaaa gitu. Hehehe. Namun, ini soal selera sih. Bagi yang biasa rokok model begini, sih cocok aja. Apalagi ini kan ada semacam istilah rokok capsule. Jadi, kemungkinan besar, gak bakal cocok buat perokok yang terbiasa SKT atau SKM Reguler.

Siapa yg suka rokok capsule silakan bercerita, Lur. Kali aja ada yg suka dengan #OptionPurple ak a Onta Ungu alias #Camel

Tetap semangat ya #BebanNegara

Salam sebat.

gudang baru origin

Gudang Baru Origin: Cocok untuk Selera Jawa Timur

Entah kenapa Roki kemarin beli rokok ini lagi, ya. Mungkin kangen aja kali. Roki kalo suntuk emang sering kangen sama rokok yangg udah pernah dibakar. Tentu rokok hariannya tetap Djarcok Xtra dan 76 Madu Hitam. Kali ini, Roki mencoba Gudang Baru Origin.

Gudang Baru Origin ini Roki belinya kemarin di Toko Djaya barengan sama Hero Casual. Harganya Rp14k. Cukainya 12250. Batangannya sepintas mirip Garpit. Panjang batangannya agak lebih panjang sedikit Gudang Baru dibandingkan Djarcok Extra.

Desain bungkus rokok Gudang baru Origin rame. Warna dasarnya merah marun ditumpangi font warna emas. Logo gudang dalam bingkai emang mirip kayak logonya GG ya, Lur. Mirip gak, sih? Di sampingnya gudang, dalam bingkai itu ada dua pohon pinus, lalu ditambahi 5 bintang di langit. Secara keseluruhan gak mirip sama GG sih. Apalagi satu bintangnya berwarna merah. Hanya mungkin, konsep dasarnya terinspirasi dari GG. Mungkin lho, ya.

gudang baru origin

Gudang Baru Origin ini tarikannya mantap, Lur. Rasa hangatnya terasa di mulut dan tenggorokan. SKM ini cocok buat selera Jawa Timuran. Kalo dibilang mirip, mirip dengan apa, ya… Surya 16? Mirip. Sepet dan pedasnya, gurihnya. Juga ada yang bilang mirip Garpit tapi lebih soft aja. Kalo mau lebih dekat lagi rasanya mirip apa, ya, Gudang Baru Origin ini lebih mirip sama Andalan yang bungkusnya merah itu sih, Lur.

Hanya saja, Gudang Baru Origin lebih pedas dan lebih terasa hangat di mulut. Aromanya juga mirip. Sekali lagi Roki bilang, kalo bisa dibilang mirip, Gudang Baru ini rasanya emang mirip. Mirip Surya, mirip Garpit, juga mirip Andalan. Secara keseluruhan enak, nih.

Rekomendasi buat rokok pelarian, Lur.

Jadi, siapa nih yang udah pernah bakar Gudang Baru Origin? Cerita dong, Lur. Kali aja beda dengan apa yang Roki rasakan. Biar referensi rasanya makin luas. Agar kretekus punya bekal sebelum mencoba Gudang Baru Origin.

Salam sebat.

apache

APACHE: Harum dan Manis

Barangkali sudah yang banyak tahu bahwa rokok Apache adalah rokok favorit bagi kalangan perokok di Jawa Timur. Ya, wajar, sih. Soalnya, kan, produksi sana. Lebih tepatnya daerah Pasuruan. Nah, mari kita review bungkus rokoknya.

Dari bungkus bagian depan, rokok ini memiliki warna abu-abu untuk latar belakangnya. Kemudian, ada tulisan APACHE yang berjarak di setiap huruf dan berwarna merah. Yang unik adalah ada gambar orang yang dirias seperti Indian. Gambar tersebut dibalut lingkaran kuning dan diberi kotak dengan garis hitam. Lalu, masih ada kotak berwarna merah sebagai latar dari kotak Indian.

Di bagian sebelah kanan terdapat simbol orang membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, terdapat pula informasi mengenai tar dan nikotin. Tar-nya 31MG sedangkan nikotin-nya 2MG. Di bagian sebelah kiri pun demikian.

Sedangkan di bagian penutup bawah terdapat informasi mengenai pabrik produksi yaitu PT. Karyadibya Mahardhika. Pabrik yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur.

Untuk batang rokoknya sama seperti batang rokok pada umumnya. Ada tulisan Apache di bagian yang berwarna putih. Kemudian, ada banyak bintang yang mengelilingi batang rokok.

Rasa dan Harga

Selera Jawa Timuran pasti suka dengan rokok ini. Apache. Harum batangannya. Berbunyi nyaring saat dibakar, kretekkretekkretek. Manis saat asapnya diembuskan.

Hanya saja kali ini, lagi2 Roki dapat rokok lama di warung, Lur. Bercaknya udah gak normal. Kurang segar. Ya, gak papalah. Buat dokumentasi di-feed-nya Roki.

Harganya Roki beli 18500. Pita cukainya 20425. Kotak kemasannya seukuran Surya 16. Apache juga isinya 16 batang. Dalemnya dibagi dua slot. Masing2 slot berisi 8 batang. Batangannya standard SKM. Makanya batangan 76 MH kalah panjang.

Rasanya? Coba kretekus cerita dong. Roki dapat rokoknya udah lama ngendong di warung nih. Kurang segar, Lur.

Perokok Apache mana neh suaranya?

Tetap semangat Beban Negara.

Salam sebat.

rokok LC Bold

LC BOLD: Hitam, Legam, Sepet dan Agak Pedas

Rokok dengan merek yang menyematkan nama Bold biasanya memiliki bungkus berwarna hitam. Tak terkecuali LC Bold. SKM dari Bojonegoro ini memiliki warna hitam di seluruh bungkusnya.

Ada sedikit warna abu-abu seperti pemanis dan warna merah sebagai latar belakang sekaligus penegasan kata bold. Namun, secara keseluruhan, tetap yang mendominasi adalah warna hitam.

Di bagian depan bungkus LC Bold terdapat tulisan LC dalam bentuk kapital. Kedua huruf tersebut berwarna abu-abu. Kemudian diselimuti warna hitam di sisinya.

Bentuk lingkaran terlihat jelas di bagian depan. Ada garis yang tipis dan ada pula yang tebal. Untuk yang tebal hanya di lapis pertama dan melingkari kata LC. Selebihnya garis tipis.

Sedangkan Bold, sama seperti LC berwarna abu-abu. Namun, yang menyelimutinya adalah persegi panjang dengan warna merah. Di bawahnya ada angka 20 yang menandakan jumlah batang. Lalu, kretek filter yang menandakan bahwa LC Bold termasuk jenis SKM.

Di bagian kanan, ada pita cukai rokok kemudian semacam informasi zat kimia berbahaya (memangnya penting?), tulisan SKM dan informasi mengenai tar dan nikotin. Untuk tar: 35,5 mg sedangkan nikotin: 1,95 mg.

Di bagian penutup bawah terdapat informasi mengenai pabrik pembuatan LC Bold yaitu PT. Putera Jaya Sakti Perkasa, Bojonegoro-Indonesia. Kemudian, ada kode produksi dan logo LC Bold. Sedangkan di bagian penutup atas hanya ada penegasan tentang logo LC Bold.

Nah, secara keseluruhan, bungkus rokok LC Bold meniru ke bungkus Bold pada umumnya. Hitam. Sehingga, tak terlalu ada perbedaan mencolok atau desain untuk dari LC Bold. Jika dinilai antara 1-10, angka 7 rasanya cocok untuk LC Bold.

Harga dan Rasa

rokok lc boldSebelum masuk ke soal harga dan rasa, Roki ingin kasih tahu tentang batang rokok LC Bold. Ada logo LC Bold di bagian isapan yang dipisahkan dengan garis melingkar berwarna abu-abu dan ditumpuk dengan garis berwarna merah. Agak menarik, lah ya.

Untuk soal harga, kalo mengacu pada cukai, harganya Rp20.400. Namun, Roki mendapatkannya dengan harga lebih murah yaitu Rp19.000.

Bagaimana soal rasa? Tentu saja ada yang unik. Aromanya lumayan enak. Saat dibakar masih terdengar, walau samar, suara kretek kretek kretek dari ujung bakarnya. Rasanya sepet agak pedas. Saat asapnya diembuskan rasa pedasnya makin krasa dan rasa sepetnya nempel di lidah.

Namun, saat ujung bakar sampai setengah batang, mulai muncul aroma wangi saat asap keluar dari hidung. Wanginya agak mengganggu tapi masih terasa enak sih, Lur. Bagi yang terbiasa dengan SKM Bold, bolehlah LC Bold menjadi rokok alternatif.

gudang garam patra

Gudang Garam Patra: Citarasa yang Mantap

Roki suka melihat bungkus rokok dengan informasi yang penuh keyakinan. Salah satunya adalah Gudang Garam Patra. Hal itu tercermin ketika Roki melihat bungkus rokok ini di bagian belakang. Ada kata persembahan, pilihan, mantap, dan citarasa.

Seakan-akan rokok ini memang diproduksi untuk kamu yang sedang mencari produk berkualitas tinggi. Tidak hanya dari segi informasi, melainkan di bungkus rokoknya. Membuka bungkus rokok ini penuh dengan kehati-hatian. Ada penutup yang seperti diselipkan, dan ketika dibuka, mata Roki langsung tertuju pada logo dan tulisan Gudang Garam Patra.

Secara umum, bungkus rokok Gudang Garam Patra sangat elegan dan punya karakter kuat. Warna coklat seperti membungkus keseluruhan. Baik itu coklat muda maupun coklat gelap.

Corak batik melingkupi bagian depan dan belakang. Logo dan tulisan Gudang Garam Patra tersemat pada bagian depan, belakang, dan penutup atas.

gudang garam patra

Di bagian kiri terdapat informasi mengenai tar (29 mg), nikotin (2.0 mg), larangan menjual rokok kepada anak kecil di bawah usia 18 tahun, dan barcode serta ada tulisan SKT di dalam barcode.

Di bagian kanan terdapat pita cukai yang menandakan ini rokok legal dan boleh dibeli. Masa ya perokok santun beli rokok ilegal? Aneh banget. Di bagian penutup bawah terdapat informasi nama pabrik yaitu PT. Gudang Garam Tbk Kediri-Indonesia.

Secara keseluruhan tidak ada yang meragukan kualitas bungkus rokok Gudang Garam Patra. Kalo Roki disuruh menilai antara 1-10, nilainya adalah 9. Sesuai, bukan?

Rasa dan Harga

Karakter rasa dari Gudang Garam Patra bergeser. Gak kaya biasanya rasa khas produk Gudang Garam Patra walaupun SKT rasanya lebih soft. Halus. Gurihnya nanggung. Sepetnya juga nanggung. Pedasnya juga gitu. Tapi senanggung-nanggungnya kretek bikinan mazhab besar tetap aja terasa enak.

gudang garam patra

Recommended buat kretekus yang suka SKT. Apalagi harganya pas banget di kantong. Kretekus bisa memperolehnya dengan harga Rp11.000 meskipun tertera cukainya 12.200 dan memperoleh 12 batang.

Nah, apakah kamu sudah berencana untuk membeli rokok Gudang Garam Patra? Bergegaslah. Nanti kasih cerita ke Roki, yaa.

Salam Sebat.

rokok 169

169: Kuning dan Menggoda, Rasa Tetap Gurih

Malang memang sepetak surga bagi perokok. Kota yang identik dengan sebutan bunga ternyata memiliki beragam merek rokok khususnya pabrik SKT. Salah satunya adalah rokok 169.

Rokok yang merupakan produksi PR. Bintang Sayap Insan ini memiliki corak bungkus berwarna merah dengan latar belakang dominan warna kuning.

Jika melihat di bagian depan, angka 169 paling menonjol dari segi ukuran. Uniknya meskipun paling di-highlight, ada tanda petik di antara 169. Ada maksud apakah? Setahu Roki, kalo ada tanda petik, biasanya berupa pengandaian atau menyerupai. Jika menyerupai, kira-kira bungkus rokok 169 mirip apa yaa? Hmm…

Angka 169 dilapisi kotak dengan garis kuning gelap. Di sisi kanan dan kiri, terdapat simbol bintang yang bertumpuk. Sedangkan di bagian atas 169, ada bintang berjumlah 9. Mirip dengan beberapa merek rokok di Jawa Timur. Di bagian bawah terdapat aksara Jawa yang jika dibaca, adalah satu-enam-sembilan.

rokok 169

Baik bintang berjumlah 9 maupun aksara Jawa dilapisi oleh oval yang berwarna merah.

Bagi yang tidak bisa membaca aksara Jawa, di bagian bawah telah ada tulisan satu enam sembilan yang dicetak kapital. Sedangkan paling bawah ada informasi mengenai jumlah batang rokok yaitu 12.

Untuk bagian belakang, hampir mirip. Hanya yang berbeda ada tulisan Rokok 169 Kretek Ini dibuat dan bla… bla… blaa. Sayangnya ada yang sedikit mengganjal bagi Roki. Ada kelebihan spasi antara kata ini dan dibuat. Kalo tak percaya, cek deh dengan kaca pembesar.

Di bagian kanan bungkus terdapat larangan pada umumnya. Menjual rokok kepada anak di bawah usia 18 tahun dan perempuan hamil. Selain itu, terdapat barcode, jenis rokok (SKT), dan informasi mengenai tar (42,5 mg) dan nikotin (2,51 mg)

Di bagian kiri bungkus terdapat informasi mengenai HJE. Sedangkan bagian penutup atas dan penutup bawah hampir serupa bagian depan. Hanya bedanya, di bagian penutup bawah ada informasi di mana rokok ini dibuat.

rokok 169

Bungkusnya yang mungil sangat cocok digenggam tangan Roki yang tidak terlalu besar. Selain itu mudah dimasukkan dalam tas selempang.

Harga dan Rasa

Bagaimana soal harga? Tentu saja Roki cukup menebusnya Rp6.500,-. Murah, bukan, untuk 12 batang? Hehehe. Nah, bagaimana soal rasa?

Cukup sedap. Menurut Roki, mirip Dji Sam Soe. Begitu dibakar dan diisap, langsung bunyi kretek-kretek-kretek. Rasanya cukup gurih. Bahkan, boleh dibilang ini bisa dijadikan rokok indie yang luar biasa. Mantap, dah.

Tetap semangat dan salam sebat.

Mr. Brown: Aroma Manis yang Kuat

Minimalis. Itulah kesan pertama ketika Roki memegang bungkus rokok Brown. Merek rokok yang berasal dari Kudus.

Ada empat warna yang hadir di Brown. Coklat, merah, putih, dan emas. Warna putih hadir di tulisan Brown dan informasi mengenai jumlah batang rokok (12).

Sedangkan coklat menjadi warna dominan. Bahkan boleh dibilang seluruh bungkusnya, sih, warna coklat. Ada warna merah sebagai pemanis baik di bagian depan maupun belakang.

Warna merah ini juga menjadi bagian dari persegi panjang yang ditotal ada 10 kolom. Hadir di bagian depan, penutup atas, dan belakang.

Rokok ini sepertinya hanya cocok untuk lelaki. Soalnya di mereknya sendiri, gak hanya tulisan Brown melainkan ada mr. yang dicetak kecil. Selain itu, ada mahkota yang berada di atas huruf O.

rokok brown

Bagian depan dan belakang sama persis. Tidak ada perbedaan. Sebenarnya kalo dilihat sekilas, bungkus rokok ini merep jersey klub bola Indonesia. Ayo coba tebak.

Untuk bagian penutup atas dan bawah, tulisan Brown diselimuti oleh garis hitam berbentuk oval. Hanya bedanya di bagian bawah hadir nama pabrik yaitu PT. Stevania Ultra Tobacco, Kudus – Indonesia dan kode produksi.

Untuk bagian kanan hanya ada tulisan larangan merokok dan barcode. Kebiasaan bungkus rokok alternatif adalah tidak mencantumkan jenis rokoknya di barcode atau sebelahnya. Kalo merek ternama, jelas di barcode atau di sebelahnya. Cek Djarum Super atau Surya Pro.

Untuk bagian kiri, ada informasi mengenai tar (33 mg) dan nikotin (1,9 mg). Nah, tulisan jenis rokok Brown yaitu SKM ditampilkan di dekat informasi tar dan nikotin.

rokok brown

Secara keseluruhan, kalo mau dinilai, bungkus rokok Brown cukup oke. Jika ada penilaian 1-10, angka yang pantas adalah 7. Begitulah.

Harga dan Rasa

Untuk soal harga, rasanya tidak perlu khawatir. Roki hanya merogoh kocek Rp16.000,- untuk mendapatkan rokok Brown. Nah, bagaimana soal rasa?

Mazhab Kudusan identik dengan manis. Dan benar. Ketika Roki membuka bungkusnya, aroma manis menyeruak hingga menyusup ke hidung Roki. Sayangnya, rasa manis tersebut tak muncul ketika Roki mengisapnya. Justru lebih ke arah gurih. Bahkan, boleh dibilang rasa sepetnya lebih terasa. Cukup mantap lah. Jadi, cocok untuk teman ngopi.

Kalo kamu butuh rokok alternatif, dan sedang ngopi, Roki sarankan coba rokok Brown, ya.

Tetap semangat dan salam sebat.

Rokok Andalan

Andalan: Sepintas Rasanya Mirip Surya

Malang tiada habisnya. Banyak produk rokok, khususnya SKT, muncul dari Malang. Namun kali ini, ada produk Malang yang bukan SKT melainkan SKM. Kata teman-teman Roki di Malang, rokok ini menjadi primadona karena rasanya. Dan inilah, Andalan.

Secara bungkus rokok, warna merah menjadi ciri khas dari Andalan. Merahnya berbeda daripada Surya Pro atau Djarum Super. Merahnya sedikit gelap, tetapi tidak pekat.

Selain merah, warna kuning keemasan menjadi paduan yang cocok. Warna kuning tersebar di nama rokok yang ditulis huruf kapital, dan kotak-kotak kecil baik di bungkus depan maupun belakang.

Logo A yang tertera di bungkus depan dan belakang seperti menandakan inilah rokok dengan kualitas A. Kalo di kampus, nilai A adalah nilai superior, idaman, dan tak tertandingi.

AndalanBungkus depan dan belakang tidak ada perbedaan sama sekali. Persis. Sama plek. Berbeda dengan bagian kiri dan kanan. Jika bagian kiri terdapat informasi barcode, larangan merokok, bagian kanan terdapat informasi mengenai jenis rokok, nama rokok beserta logo, tar (26,59 mg) dan nikotin (1,42 mg).

AndalanUntuk bagian penutup atas hanya ada tulisan Andalan. Sedangkan bagian bawah terdapat tulisan dan logo Andalan, kode produksi, dan nama pabrik produksi.

Secara keseluruhan, desain bungkus rokok ini tidak neko-neko. Apa adanya. Kalo mau dinilai 1-10, Andalan layak mendapatkan 7,5.

Harga dan Rasa

Soal rasa, banyak yang bilang, nih, rokok mirip Surya. Aromanya sepintas seperti Surya. Namun, rasa sepet lebih tebal. Gurih. Pedasnya oke, tapi, ya, gitu. Namanya juga mirip. Belom tentu sama.

Namun, cocoklah untuk pelarian penikmat Surya. Apalagi sambil ngopi. Layak coba deh.

Soal harga, cukup ditebus dengan Rp13.000,-. Kalo di pita cukai, sih, 12.250. Ga tahu lagi nanti kalo cukai rokok jadi naik. Semoga nggak, lah, ya.

Tetap semangat dan salam sebat, ya.